Jumat, 11 November 2011

POTRET KERUSAKAN LINGKUNGAN PESISIR JAWA



            Indonesia adalah Negara yang dikaruniai dengan banyaknya pulau – pulau kecil maupun besar dari sabang sampai merauke. Pulau Jawa merupakan pulang yang besar dan berada tepat di di tengah – tengah perairan Indonesia. Di Pulau Jawa merupakan pulau yang kepadatan penduduknya sangat tinggi hampir 60 % penduduk Indonesia hidup dan tinggal di Pulau Jawa.
Peraktek – praktek pembangunan daratan pasca berlakunya UU No.32 Tahun 2004 ( sebelumnya UU No. 22 Tahun 1999 ) tentang pemerintahan Daerah, mendorong percepatan eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir. Bergesernya kepentingan eksplorasi menjadi eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan, secara besar-besaran, dirasa sudah jauh meninggalkan prinsip-prinsip keselamatan lingkungan. Hal ini tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan bio-fisik saja, namun juga turut memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kesejahteraan masyarakat yang terlanjur menggantungkan kehidupannya pada pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan.
Pantai selatan maupun pantai utara jawa adalah pusat aktivitas berbagai kegiatan ekonomi di Pulau Jawa. Dan proses ini mengakibatkan banyaknya permaslahan – permasalahan dari kerusakan fisik lingkungan.
Pembangunan yang Merusak pesisir Pulau Jawa dikarenakan pulau jawa sebagai pulau yang strategis dengan berbagai aktivitas perokonomian yang manjajikan. Pemerintah membangun berbagai fasilitas yang cukup fantastis di Pulau Jawa. Mulai dari penyediaan kawasan industri, perkantoran, tranfortasi, pariwisata, hingga permukiman mewah yang sebagian besar didirikan disepanjang pesisir jawa. Kegiatan pembangunan ini tidak mempertimbangkan fisik Pulau Jawa yang luasnya 7 % dari total luas daratan Indonesia. Hal ini mengakibatkan Pulau Jawa tidak mampu menampung segala kegiatan pembangunan dan investasi jangka pendek.
Setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, lebih dari 90 desa di sepanjang Pantai Utara maupun selatan Jawa terkena abrasi. Bahkan sebuah Desa beserta 300 hektar lahan tambak masyarakat di kabupaten Demak hilang akibat abrasi pasca kegiatan rekmalasi dan pembangunan break water di pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Selain itu bencana banjir melanda dari tiap tahun ke tahun terus meningkat.
Selain itu, aktivitas pembangunan di Pesisir Jawa juga berimplikasi buruk terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Kasus reklamasi Pantai Utara Jakarta seluas 2.700 Ha dengan panjang 32 Km yang membentang dari Tangerang hingga Bekasi, telah menyebabkan hilangnya perkampungan dan pekerjaan ribuan nelayan di Kanal muara Angke, Muara Baru, Kampung Luar Batang, pemukiman di depan Taman impian Jaya Ancol serta Marunda Pulo.
Menyelamatkan Pulau Jawa, Menyelamatkan 60% Penduduk Indonesia
Menyelamatkan Pesisir Jawa, Menyelamatkan 65% Penduduk Pulau Jawa
Maka hal tersebut di atas, telah mengisyaratkan bahwa kegiatan pembangunan dengan pola-pola perusakan lingkungan pesisir yang dilakukan selama ini sudah berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan secara keseluruhan. Eksploitasi sumber daya pesisir, secara besar-besaran, telah nyata mengundang berbagai bencana alam di Pulau Jawa. Hal ini juga telah mengakibatkan keterpurukan masyarakat dalam kesehariannya, mulai dari kehilangan hak atas pekerjaan, kehilangan hak atas tempat tinggal, hingga kehilangan hak atas pelayanan kesehatan yang memadai. Untuk itu, diperlukan pola pembangunan pulau dengan memperhatikan daya dukung pulau, khususnya daerah Pesisir Jawa yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
Sumber Dari : “ http://walhijabar.wordpress.com/2008/01/10/potret-kerusakan-lingkungan-pesisir-jawa/  28/09/2011 “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar