Jumat, 11 November 2011

BANGUNAN HIJAU YANG RAMAH LINGKUNGAN



Dalam artikel yang ditulis oleh penggiat arsitektur NIRWONO JOGA. kita diajak berpikir mulai dari perencanaan rumah. Desain rumah kita apakah sudah hemat energi dan ramah lingkungan? Atau singkatnya, apakah rumah kita termasuk Rumah Hijau?
Banyak orang yang berpikir bagaimana supaya bangunan yang ramah lingkungan. Pada saat ini dalam dunia arsitektur dan bahan konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air , energi , dan material bangunan mulai dari desain , pemangunan , hingga memelihara bangunan itu.
Ramah Lingkungan = Hemat
Desain rancangan bangunan memperhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Dan seidkit mungkin menggunakan cahaya lampu di siang hari.
 Desain bangunan hemat nergi , membatasi lahan , layout sederhana , ruang mengalir , kualitas bangunan bermutu , efesiensi bahan , dan material ramah lingkungan. Atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap yang memiliki nilai ekologis tinggi ( Suhu udara turun , pencemaran berkurang , ruang hijau bertambah ).
Dalam penggunaan maeral bangunan berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Lakukanlah survei terlebih dahulu untuk mencari alternatif bahan bangunan yang bersifat praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan, dan ramah lingkungan. Hal ini bisa dilihat mulai dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat kepraktisan, dan hasil yang diperoleh. Dan Bangunan menggunakan bahan bangunan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan.
BANGUNAN HIJAU
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
Dalam kerangka atap kini menggunakan material baja ringan. Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil. Dan tidak merusak lingkungan dengan banyknya isu penebangan liar. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang.
Dinding menggunakan Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik. Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan.
Septic tank dengan penyaring biologis berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.
Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan pemakaian air , penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus, mendaur ulang buangan air bersih, dan pengisian kembali air tanah.
Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan.
Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan. Selamat mewujudkannya.
Seumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar